Selamat Datang di Desain Furniture Interior Semarang
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai bahan yang dipergunakan, spesifikasi produk, dan cara pemesanan, Anda dapat menghubungi kami di:
081390840100, 081914640100, (024) 6701677
Contact Person : Rizad Ghofar
Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 1, Tlogosari Kulon, Semarang 50196
Terima kasih atas kunjungan Anda.

Mengatur Kebutuhan Furniture Rumah (Desain Interior Semarang)



Desainer & Produsen Furniture Rumah - Furniture Semarang

Penlngkatan fleksibilitas tempat tinggal

Kehidupan masyarakat praindustri biasanya terdiri dari "Keluarga tiga angkatan" dengan kebutuhan tempat tinggal yang kurang lebih tetap. Dalam masyarakat industri ini, semuanya itu menyusut sampai ke "keluarga inti" yang ditandai oleh perubahan dalam citra keluarga dan jumlah anggotanya. Schmidt-Relenberg melukiskan lima tahap peralihan sebagai berikut:

1. Tahap pengantin baru tanpa anak.
2. Tahap pembentukan keluarga dengan anak balita.
3, Tahap keluarga dewasa, dengan anak-anak yang belum mandiri.
4. Tahap keluarga menyusut. Anak-anak sudah mandiri tetapi masih serumah.
5. Tahap keluarga tanpa anak yang serumah.

Tuntutan akan perumahan dalam setiap tahap berbeda. Kebutuhan ruang meningkat dengan bertambahnya jumlah anak dengan titik puncaknya pada kebutuhan anak-anak untuk memisahkan diri. Titik terendah tercapai lagi kalau anak-anak mulai meninggalkan rumah sehingga kita kembali lagi pada tahap keluarga tanpa anak, keluarga senja.

Kebutuhan akan ruang tinggal akibat pergeseran citra keluarga ini dapat dihadapi dengan dua cara, yaitu dengan mobilitas tempat tinggal dan dengan bentuk denah tempat tinggal yang fleksibel. Yang pertama mengandaikan terjadinya perpindahan ke tempat tinggal yang lebih cocok.
Yang kedua, kebutuhan-kebutuhan ruang yang timbul dapat disesuaikan dengan menggunakan elemen dinding luncur atau almari pemisah. Perumahan yang fleksibel mempunyai kelebihan bahwa pemanfaatan fungsi ruang dengan elemen luncur dapat memperluas. Maka terdapatlah kemungkinan untuk menyesuaikan antara keinginan untuk nrengadakan hubungan sosial dan keinginan untuk menyendiri secara pribadi. Karena manfaat itulah, maka uraian dalam buku ini selalu mengguna.kan perumahan fleksibel sebagai dasar.

Perluasan dan diferensiasi kebutuhan akan tempat tinggal

Di negara-negara industri, terjadi penyusutan waktu kerja. Akibatnya waktu luang yang semakin banyak menuntut pemanfaatan rumah secara lebih efisien. Jatah ruang kediaman setiap orang rata-rata dalam tahun 1950 ialah 16,7 m2, tetapi dalam tahun 1967 sudah menjadi 29,8 m2. Penyaluran hobi, seperti membuat koleksi, melukis, bermain dan perawatan tubuh membutuhkan ruang yang lebih luas. Kecuali itu, untuk pendidikan tambahan dalam waktu luang, diperlukan juga ruang kerja yang tenang. Kemudian, dapat ditambahkan adanya kebutuhan akan penyajian ruang rekreasi bersama, tempat menghabiskan waktu senggang:, kolam renang, sauna, ruang senam. Keanekaragaman bentuk kehidupan zaman sekarang, harus diimbangi oleh keanekaragaman luas perumahan, denah rumah, jenis perumahan (flat, rumah tingkat, perumahan pribadi) serta keanekaragaman norma hukumnya seperti rumah sewa, hak milik.

Mengatur rumah

Penawaran fasilitas rumah sangat besar dan menarik. Mau tidak mau, perlu diadakan pemilihan yang seksama. Dahulu, pengaturan isi rumah ditentukan oleh skema tradisional. Dewasa ini, setiap orang menyusun kombinasi dari fasilitas yang tersedia yang bisa bebas dipilih. Aneka ragam jenis dan bentuk perabot, bahan tirai dan kain jendela, permadani, kain penutup dinding dan lampu terdapat di pasaran. Orang bebas memilih dari pelbagai warna, bentuk dan bahan, menurut selera. Kekurangan dalam pengetahuan mengenai bahan-bahan tersebut, bisa menimbulkan kekecewaan. Bukan hanya pemborosan biaya, tetapi kenyamanan penghuni rumah bisa dirugikan. Hanya konsumen yang ahli sajalah mampu menilai, dan menentukan apakah barang yang ditawarkan itu baik atau buruk, bermutu atau tidak. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang pemukiman dewasa ini, buku ini bertujuan memberikan informasi tentang sikap dasar perencanaan ruang tinggal yang memenuhi syarat, sekalipun bahannya terbatas serta untuk menimbulkan kemampuan yang konstruktif: melihat adanya kebutuhan, menilai dan merealisasikan dalam model, merencanakan rumah sendiri secara efektif, dan mampu mengambil keputusan mengenai rencana ruang tinggal dan bekerja secara ilmiah.

Dikutip dari buku judul “Tata Ruang”  PIKA – Semarang, halaman  5-8 ,
Penerbit( IKAPI Semarang / Kanisius ) Pengarang Fritz Wilkening

Mengatur Kebutuhan Furniture Rumah (Desain Interior Semarang)

Mengatur Kebutuhan Furniture Rumah (Desain Interior Semarang)

Mengatur Kebutuhan Furniture Rumah (Desain Interior Semarang)

Mengatur Kebutuhan Furniture Rumah (Desain Interior Semarang)

Mengatur Kebutuhan Furniture Rumah (Desain Interior Semarang)

Mengatur Kebutuhan Furniture Rumah (Desain Interior Semarang)


Enter your email address to get update from Desain Furniture Interior.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Copyright © 2017. Desain Interior Semarang. All Rights Reserved
CV KembangDjati Furniture | Custom Furniture Semarang